Journal // Gundah gulana dan bersedih hati


Oke Judulnya nampak sekali kalau aku sedang galau ya~
Tapi sebenarnya ga galau-galau amat. cuman sedikit gundah gulana dan bersedih hati aja. Well, itu memang namanya sama aja.

Gini ceritanya >> salah satu laptopku yang sering aku pakai buat online lagi rusak T-T dan sekarang ini kepaksa pinjem laptop Mamah.


Laptop aku rusak karena kena virus RAMNIT yang bejibun, dan sumber virus ini adalah flashdisknya si N S A. duh tiap kali liat muka N S A rasanya ingat virus ramnit, jadinya. Ngeselin...

Tapi, tapi...

Ingat laptop yang rusak kena virus bikin aku juga jadi sadar.

Fine, semua benda bisa rusak. Manusia juga gitu kan. Kita semua bakalan menua dan mati...

Tapi mikirin hal itu bikin aku takut sendiri. Maksud aku, seiring waktu berjalan nantinya pasti aku tambah tua dan orang-orang di sekitar akupun juga. Ini bukan hal mustahil, ini pasti kejadian pada kita semua.

Dan Aku masih belum siap kalau mesti kehilangan satu dari mereka meskipun dengan seiringnya waktu mau tak mau. Seperti kata seseorang 'toh kamu akan melewatinya juga, jadi jalanin aja'

Tapi tentu ga semudah itu.Saat menjalaninya lah yang paling sulit, dan memang pada nyata-nya ga semua orang bisa ngejalaninnya dengan baik, terbukti dengan adanya orang yang bunuh diri kan.

Sebenarnya aku paling takut tiap malam pas tidur itu, aku takut kalau pas bangun besok pagi. Salah satu diantara 'mereka' udah ga ada. Aku takut kalau tiba-tiba aku bikin Tuhan kesel, dan akhirnya mengambil mereka dari aku.

Setiap kali aku merasa gini, aku bawaannya pengen nangis.

Aku merasa ga bisa hidup tanpa mereka ---Mamah, Abah, dan Kakak---

Hidup aku itu tergantung banget sama mereka, sama halnya laptop yang tergantung dengan antivirus agar tetap terhindar dari virus.

Kalau mereka gga ada, mendingan aku ikut mereka aja.

Ada disatu sisi, aku pengen cepat-cepat dewasa, lulus sekolah, lulus kuliah lalu kerja dapat uang, bahagia-in ortu. Tapi disatu sisi aku merasa 'mendingan mati aja deh', saking takutnya kalau aku belum sempat menjalani part-part itu dan mereka keburu udah pergi.

Aku ingat waktu SMP, abah sakit dan masuk rumah sakit.
Waktu itu malam sekitar jam satu lewat, Abah kebangun dari tidur terus muntah-muntah. Mamah juga langsung bangun dan ngerawat Abah, dan sebagai anak yang ga tau diri, aku justru pura-pura tiduran di sofa.

Padahal waktu itu aku nangis banget. Tubuh aku waktu itu menggil, di pikiran aku itu terlintas kalau aku bakalan jadi anak yatim. Dan sumpah, aku ngerasa takutttt banget. Aku ingat aku berdoa sama Allah sambil nangis, "Ya Allah, jangan ambil Abah. Abah jangan meninggal, kasihani ulun. Ulun belum kawa jadi anak yang baik. Berikan ulun kesempatan dulu. Ulun takutan ya Allah, sembuhkan Abah ya Allah."

Dan aku sangat bersyukur....Allah mendengar doaku waktu itu.

Aku sebenarnya ga akrab sama Abah, malah sering marah-marahan dan adu mulut, dan itu bahkan berlaku sampai sekarang.
Tapi meskipun begitu, kalau ditanya apa aku sayang sama abah, tentu aja aku bilang sayang.

Sampai sekarang aku paling takut menyandang status anak yatim, anak piatu atau justru anak yatim piatu. Aku paling sensitif kalau ada yang bicara 'orang tua meninggal'. Dan paling benci kalau ada yang ngatain ortu aku.

Aku merasa bersyukur karena sampai sekarang masih diberi kesempatan memilikki kedua orang tua yang lengkap. Aku bersyukur sekali....

Dan aku berdoa, semogaa ku bisa bikin bangga mereka dulu, bisa mereka bahagia karena punya anak aku, bisa lihat aku kerja dulu, bisa lihat anak yang aku lahirkan dulu, sebelum mereka mungkin pergi ke tempat Allah. Amien...

Buat kalian yang masih memiliki orang tua, bersyukur ya...

Karena kebanyakan dari kita, baru akan sadar tentang betapa beruntungnya  jika kita miliki, 'sesuatu', setelah kita kehilangannya sesuatu itu tersebut.

Oke, bye sampai sini aja. Muaccch

Love buat Allah

Love buat nabi Muhammad

Love buat Mamah

Love Buat Abah

Love buat Kakak

Label: absurd, aneh, beteh, bimbang, Blogspot, gadis diam, galau, girl lifes, journal, wrong